Awalnya
malah gak tau World Breastfeeding Week itu perayaannya kapan?
Hahaha.. cuma sering denger aja di medsos. Berhubung dari kantor ada surat
undangan dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY tentang lomba Pekan ASI Sedunia jadi
ngerti kalau ternyata perayaannya ada di bulan Agustus dan di minggu pertama.
Right? Kalau gak salah sih.
Lalu pada saat baca-baca undangannya, kok
kepengen ikutan ya demi menyemarakan dunia per-breastfeeding-an.
Bangga loh ikutan acara yang diperingati oleh ibu menyusui sedunia, meskipun
kalah wkkwkw. Ya setidaknya tingkat percaya dirinya jadi meroket yang
biasanya lomba tingkat blok di perumahan ini lombanya tingkat dunia lho
*lebay*.
Kalau melihat persyaratannya sepertinya sih bisa masuk. Akhirnya minta ijin atasan untuk ikutan dan diperbolehkan. Lombanya ngapain aja? Baru sekali ini tau ada lomba beginian, jadi memang gak ada bayangan sebelumnya.
Persyaratannya
antara lain :
- Karyawati institusi/ perusahaan yang memiliki anak sampai dengan usia 2 tahun : Y
- Bayi ASI Ekslusif : Y
- Bayi/ Anak masih menyusu : Y
- Anak mempunyai KMS/ KIA lengkap : Y
- Umur bayi / anak 6-24 bulan : Y
- Imunisasi bayi/ anak lengkap sesuai umur : Y
- Jumlah anak maksimal 2 : Y (kebetulan baru dua hehe)
- Orangtua mengikuti KB : hmmm...
- Akte kelahiran dan foto terbaru : Y
- Absensi karyawati di institusi/ perusahaan : Y
Sedangkan
komponen penilaiannya meliputi :
- Riwayat imunisasi
- Riwayat pemberian ASI dan MPASI
- Kegiatan Ibu Menyusui di Institusi/ Perusahaan
- Status gizi
- Tumbuh kembang
- Intelegensia
Tema
global di WBW 2015 ini “Breastfeeding and Work, Let’s Make it Work”.
Sedangkan tema nasional PAS 2015 “Mari dukung ibu menyusui di tempat kerja,
dengan slogan nasional : Ibu bekerja tetap menyusui, bayi sehat produktifitas
meningkat”. Jadi peserta undangan seleksi lomba adalah para ibu bekerja
yang masih menyusui dari berbagai perusahaan, ada yg pegawai bank, pegawai
mall, pegawai salon, pegawai media massa, pegawai pabrik industri, pegawai
bumn, pns, dll.
Jadi pada saat hari H lomba, sampai lokasi tepat jam 08.30 dan ternyata peserta pertama yang datang, aseeek. Enaknya paling awal datang karena suasana hati Hanan masih bagus, jadi gak perlu pakai drama-drama pada saat melewati tes seleksinya. Dan benar terbukti…. Jadi karena datang pertama, tesnya paling duluan. Sedangkan untuk tahapan tesnya bisa saya ceritakan secara singkat barangkali ada yang mau ikutan juga tahun depan. Semoga tahun depan juga ada lagi.
Tes untuk ibunya :
- Ditanyain buku KMS asli. Dan pertanyaan pertama dari tim seleksinya, kok buku KMS nya tidak sesuai dengan yang dari dinas kesehatan? DUEEERRRR… Iya akupun gak tau yang sesuai yang seperti apa, ketauan banget gak pernah ikut posyandu ya, derita hidup di perumahan baru yang belum ada posyandu. Jadi KMS yang saya punya adalah pemberian dari Rumah Sakit pada saat Hanan lahir, jadi saya pakai sampai sekarang. Meskipun memang kalau saya liat banyak yang gak update, sehingga saya harus menambahkan sendiri catatan pake tulisan tangan disana sini.
- Pertanyaan kedua, kok
imunisasinya yang mahal-mahal bu? Maksudnya apa ya ini? Duuh maaf Pak,
saya gak sempat banding-bandingin harganya, apapun itu kalau baik dan demi
kesehatan anak saya, akan saya bayar, kecuali belanja tas kulit baru saya
pertimbangin harganya. LOL. Eh saya gak jawab gitu ding. Mungkin pesan
yang ingin disampaikan adalah bahwa imunisasi di puskesmas juga bisa
dilayani kok, gak harus di RS swasta yang cukup mahal. Simple jawabannya,
karena kalau di puskesmas harus pagi atau siang hari, jadi kurang
fleksibel waktunya. Jadi lebih memilih di RS yang bisa melayani malam hari
setelah saya pulang kerja. Lalu beberapa rumah sakit swasta sudah bekerjasama
dg perusahaan saya bekerja, jadi lebih mudah dan alangkah bijaksananya
kalau saya memanfaatkan fasilitas yang ada. Dan setau saya (maaf dan mohon
koreksi kalo salah) di puskesmas hanya bisa melayani imunisasi dasar,
sedangkan imunisasi tambahannya
tidakbelum ada. - Tes berikutnya (ini tes apa bukan ya? cuma ngecek aja sih) Hanan gak ada bekas vaksin BCG nya, hiks. Iya dia gak muncul bekasnya, sedih sih, karena itu sekali seumur hidupnya. Tapi saya juga gak bisa nyalahin dokternya yang memvaksin dulu. Doanya semoga Hanan gak akan kenapa-kenapa meskipun katanya vaksinnya jadi kurang berhasil jika tidak muncul bekasnya. Gak papa ya nak, sehat sehat sehat!
- Tes berikutnya, pertanyaan seputar ASI dan MPASI. Bagaimana manajemen ASInya, cara pemberian ASInya, pumpingnya, dukungan dari kantor, keluarga dsb. Juga tentang bagaimana cara memberikan mpasinya, cara memasaknya, dst.
Tes untuk
si baby :
- Ditimbang berat badannya, diukur tinggi badan dan lingkar kepalanya.
- Di tes intelegensianya. Misal sudah bisa apa, hanan diminta untuk pegang mainan, memindahkan mainan dari tangan satu ke tangan yang lain, dan tes kemampuan motorik lainnya yang sudah disesuaikan dengan usia si bayi.
Tahapan
demi tahapan sudah dilalui dengan baik. Sorenya dikabarin kalo katanya lolos,
dan ikut seleksi tahap berikutnya. Yeayyy! Jadi rupanya seleksi pertama ini
adalah seluruh peserta dari instansi-instani se provinsi DIY, nah jika lolos,
maka masuk seleksi ke tahap berikutnya yakni di tandingkan dengan pemenang atau
peserta terbaik dari setiap kabupaten se-provinsi DIY.
SELEKSI HARI KEDUA
Datang 15
menit sebelum acara dimulai tapi ternyata saya peserta terakhir yang datang.
Artinya dapet giliran tes yang terakhir. Padahal tes hari itu yang di tes hanya
si baby, yaitu tes intelegensia dengan dokter anak (kalau kemarin katanya baru
dokter umum). Ibunya nganggur total. Sementara peserta lain yang dari kabupaten
masih melewati tahapan tes seperti yang saya lakukan kemarin.
Sayangnya,
saya tetap harus nunggu giliran peserta lain selesai tes semuanya, baru bisa
ikut tes intelegensia untuk Hanan. Artinya lagi, harus nunggu berjam-jam dan
pada saatnya tes, Hanan sudah bete maksimal. Nangis, nangis dan nangis. Tes pun
diputuskan dibatalkan saja ya Pak Bu, daripada anak saya nangis terus.. dan
daripada maksain toh sama aja gak efektif, jadi saya kesana yaaa… cuma nganggur
cantik sambil nungguin peserta lain tes. Heheee.. Jadi bukan salah Hanan atau
bukan salah panitia, salahkan saja rumput yang bergoyang , belum
rejekinya.
Dari situ…
yasudahlah, toh niatnya kan turut berpartisipasi dalam rangka Pekan ASI
Sedunia, jadi sebagai ibu bekerja dan ibu menyusui saya ikut berbahagia bisa
ikut ajang beginian.
Saya sangat mengapresiasi terhadap usaha pemerintah dalam mensukseskan gerakan menyusui terutama di kalangan Ibu Bekerja. Salah satu syiar dari pemerintah dan khususnya Ibu Menteri dan Jajarannya di Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang harus terus dilanjutkan.
Karena acara ini sangat positif, bagi saya bukan soal kalah menang, yang kalah bukan berarti tidak sukses dalam mendidik, menstimulasi, memberi ASI dan makan makanan yg terbaik untuk anak-anaknya. Karena semua ibu punya hati nurani, punya insting, dan keinginan yang sama.. yang membedakan biasanya adalah metode, kemampuan dan kemauan dari setiap ibu dalam membesarkan anak2nya. Keinginan smua ibu hampir semua sama.. ingin anak-anaknya tumbuh sehat, cerdas, doyan makan, pintar, dan membanggakan.
Jadi yang kemarin ikut berpartisipasi menurut saya adalah ibu-ibu keren semua, dan yang kemarin gak ikutan pun saya yakin juga pada keren-keren dan hebat-hebat. Semoga generasi anak-anak kita adalah generasi yang sehat jasmani dan rohaninya.... yang mampu meneruskan dan mengisi kemerdekaan Bangsa Indonesia dengan hal-hal yang positif... dan pastinya sesuai kaidah-kaidah agama.
Sukses terus IBU MENYUSUI, walaupun bekerja kita tetap bisa memberikan NUTRISI TERBAIK untuk anak-anak kita.
MERDEKA!!! *belum move on dari tujuhbelasan*
Salam,
Mom of 2
IG | @irvianaayu
Be First to Post Comment !
Post a comment